Friday, November 23, 2012

Peran Pemuda dalam Berpolitik, Harapan Masa Depan Indonesia yang Lebih Baik



Badan Pusat Statistik mencatat penduduk Indonesia pada tahun 2010 berjumlah 237,6 juta jiwa (BPS, 2010).  Ini menempatkan Indonesia pada peringkat keempat  dalam jumlah penduduk terbanyak di dunia, dibawah negara Cina, India, dan Amerika Serikat. Seharusnya dengan jumlah sumber daya manusia yang banyak Indonesia dapat menjadi negara maju, unggul dibidang perekonomian, politik, sosial, hukum, budaya, ketahanan dan keamanan negara. Indonesia termasuk dalam sepuluh besar negara dengan jumlah pengusaha terbanyak, menjadi sepuluh besar negara dalam perolehan medali emas pada olimpiade dan hal lain yang dapat membanggakan  bangsa Indonesia. Namun fakta tidak terjadi demikian, Indonesia masih menjadi negara berkembang dengan jumlah pengangguran, kemiskinan  dan korupsi yang memprihatinkan.
       
Terdapat dua faktor penting  yang mendukung  sebuah negara untuk  menjadi negara maju, yaitu potensi sumber daya alam dan kualitas sumber daya manusia yang dimiliki. Indonesia adalah negara dengan sumber daya alam yang melimpah, hutan dan lautan luas dengan beragam hasil yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup.  Ini merupakan anugerah dan karunia dari sang Pencipta yang harus disyukuri. Namun, potensi sumber daya alam yang melimpah belum dapat dikelola secara maksimal karena kualitas sumber daya manusia yang belum mencukupi.

Menjadi negara maju, Indonesia harus unggul dalam bidang ekonomi, politik, sosial, hukum, budaya, ketahanan dan keamanan negara. Diantara bidang-bidang tersebut terdapat satu bidang yang sangat mempengaruhi pada bidang lainnya, yaitu politik karena politik menjadi landasan dalam menentukan kebijakan pada bidang ekonomi, sosial, hukum, budaya, ketahanan dan keamanan. Politik adalah (pengetahuan) mengenai ketatanegaraan atau kenegaraan (seperti  sistem pemerintahan, dasar pemerintahan;  segala urusan dan tindakan (kebijakan, siasat, dsb) mengenai pemerintahan negara atau terhadap negara lain ;  cara bertindak (dalam menghadapi atau menangani suatu masalah); kebijaksanaan (Kamus Besar Bahasa Indonesia).

Ketika Megawati menjabat sebagai presiden Republik Indonesia ke lima, terdapat keputusan penting dalam perjalanan demokrasi politik sejarah bangsa Indonesia. Peraturan mengenai presiden dipilih secara langsung oleh rakyat menjadi sebuah keputusan final. Ini langkah konkrit bahwa Indonesia serius untuk melaksanakan demokrasi. Pemilihan Umum (Pemilu) pertama pemilihan presiden secara langsung terlaksana dengan baik. Terpilihnya presiden Susilo Bambang Yudoyono dan Jusuf Kalla sebagai presiden dan wakil presiden saat itu membawa harapan bahwa Indonesia menjadi lebih baik. Namun, kompleks nya permasalahan bangsa yang nyata sehingga dibutuhkan waktu yang lama  untuk proses mengubah kebobrokan yang telah tercipta.

            Erros Djarot dalam bukunya Rapot Indonesia menyatakan bahwa Politik di Indonesia dapat dikatakan sudah mati, yang ada hanyalah sejumlah kegiatan politiking di segala bidang oleh mereka yang menamakan diri politisi-penguasa panggung politik masa kini. Marak dan seru hanya berkutat di seputar kepentingan kelompok yang satu mengganjal atau berbagi dengan kelompok yang lain. Isinya sekitar siapa mendapatkan apa; siapa menginjak dengan apa terhadap siapa dan mendapatkan apa dan menyetor kemana. Kinerja politik orang-orang partai seharusnya pada upaya memenangkan urusan dan kepentingan publik, namun yang terjadi hanya ajang perebutan kepentingan kelompok partai serta kepentingan para elite partai semata. Sementara kepentingan publik atau rakyat sudah jauh tergusur kepinggir dan mati. Politik sudah dimatikan oleh sistem, budaya dan perilaku politik itu sendiri.

Mencermati perpolitikan Indonesia saat ini, sungguh memprihatikan bagi  rakyat Indonesia. Para politikus seharusnya memahami dan mengetahui permasalahan bangsa serta menjadi ujung tombak untuk memajukan negara. Politikus tentu memiliki kemampuan dalam membaca permasalahan bangsa. Namun faktanya mereka seperti memikirkan memperoleh kekuasaan saja. Menjelang pemilihan umum tiba, beramai-ramai tokoh politik terjun langsung ke masyarakat untuk mendapatkan suara rakyat. Berbagai janji mereka ucapkan kepada rakyat. “Jika saya terpilih nanti, saya jamin rakyat akan sejahtera, tidak ada lagi kemiskinan, lapangan pekerjaan banyak, pendidikan gratis” dan janji-janji lainnya. Begitu pandainya mereka berorasi sehingga partisipan yang ikut dalam kampanye bersorak ria, bertepuk tangan dan mengelu- elukan calon wakil rakyat. Sadarkah calon tersebut bahwa janji-janji yang disampaikan sangat diharapkan dan dinantikan realisasinya oleh rakyat. Namun janji-janji tidak ditepati ketika sudah terpilih menjadi wakil rakyat. Oleh karena itu wajar bila rakyat jenuh karena selalu diberi janji setiap menjelang Pemilihan Umum.

            Fenomena yang terjadi pasca Pemilu ialah para politikus tidak siap menerima kekalahan. Mereka mendirikan partai politik baru sebagai roda politik untuk Pemilu selanjutnya. Lihat saja jumlah partai politik baru yang bermunculan ketika menjelang Pemilu berikutnya. Mereka beramai-ramai mengatasnamakan rakyat, berjuang untuk kaum miskin, dsb untuk mendapatkan dukungan rakyat mendirikan parpol baru. Padahal untuk membentuk suatu parpol dibutuhkan dana dan energi yang besar. Alangkah bijak bila dana tersebut digunakan untuk membantu rakyat miskin. Bila ini dilakukan tentu rakyat lebih percaya dan simpatik dibandingkan dengan menebarkan janji dan menarik simpatisan demi terbentuknya parpol baru. Figur yang menjadi tokoh parpol baru umumnya mereka yang tidak terpilih oleh partainya untuk menjadi calon presiden dari partai tersebut. Inilah politik Indonesia yang hanya berorietasikan harus menjadi pemimpin bangsa untuk dapat memajukan negara Indonesia.

            Padahal, banyak hal yang dapat dilakukan oleh anak bangsa selain hanya mengejar kekuasaan semata. Keahlian yang mereka miliki pasti sangat berguna dalam membantu menyelesaikan kompleksitas permasalahan bangsa. Setiap orang ditakdirkan memiliki peranan saat hidup di dunia. Seorang pengusaha tidak perlu ambisius untuk menjadi tokoh politik. Pengusaha berperan penting untuk membantu mengurangi jumlah pengangguran di Indonesia. Seorang dengan latar belakang artis dapat berperan baik karena artis menjadi gambaran atau trend yang selalu diikuti oleh masyarakat. Sikap hidup artis yang baik akan menjadi contoh bagi masyarakat agar berprilaku hidup baik. Ini lebih penting dibanding artis yang berlomba untuk menjadi politikus. Banyak sumbangsih yang dapat diberikan tiap pekerjaan tanpa harus manjadi politikus.

Manusia yang hidup jaman sekarang seharusnya tidak egois mementingkan diri sendiri, karena keberlangsungan negara ini akan diteruskan oleh anak cucu bangsa. Bila nafsu yang hanya diikuti, kesengsaraan berkepanjangan yang akan diterima oleh generasi penerus bangsa. Hutang negara yang masih menumpuk, sumber daya alam yang terus berkurang, bila generasi penerus bangsa tidak siap menerima ini semua, maka kehancuran bangsa sudah dapat terbayangkan. Masa depan yang didambakan oleh seluruh rakyat Indonesia adalah kesejahteraan dan kemerdekaan yang hakiki. Kemerdekaan yang sesungguhnya, dari segi ekonomi, kebudayaan dan aktualisasi diri. Tidak hanya merdeka dalam arti bebas dari penjajah yang terlihat secara fisik, tetapi juga penjajah semu yang sama bahayanya dengan penjajah jaman dahulu (kompeni).

            Melihat tokoh-tokoh politik saat ini, sepertinya belum ada wajah baru untuk menjadi pemimpin bangsa yang dapat dipilih secara langsung oleh rakyat Indonesia. Indonesia kehilangan sosok dan semangat kaum atau golongan muda untuk masuk ke dunia perpolitikan. Padahal golongan muda memiliki peran strategis untuk melakukan perubahan. Golongan tua yang mengisi kursi di wakil rakyat tidak dapat membawa perubahan bangsa kearah yang lebih baik. Maka dari itu diperlukan semangat kaum muda untuk memperbaiki kondisi bangsa, karena kaum muda memiliki energi dan  pemikiran idealis yang tinggi serta semangat juang yang lebih membara untuk merealisasikan tujuannya.

Persentase golongan putih (masyarakat yang tidak menggunakan hak pilihnya) terus meningkat setiap Pemilu lima tahun sekali, ini menandakan kelesuan rakyat terhadap perpolitikan Indonesia. Sebagian masyarakat sudah tidak peduli akan politik Indonesia karena siapa pun yang menang Pemilu hasilnya sama saja, tidak membuat rakyat sejahtera tetapi justru memusingkan rakyat karena memikirkan janji-janji yang tidak terpenuhi. Sebagai kaum muda yang memiliki hak pilih, sebaiknya tidak terbawa oleh sebagian masyarakat yang memposisikan dirinya menjadi golongan putih. Paradigma yang harus dibangun oleh kaum muda adalah tidak memandang politik hanya dianggap untuk meraih kekuasaan. Politik merupakan landasan kebijakan yang ideal, yang berarti sesuai dengan tujuan awal bahwa politik menentukan kebijakan secara adil, baik dalam bidang ekonomi, sosial, hukum, budaya, keamanan dan ketahanan negara.

Kaum muda seharusnya lebih peduli terhadap politik bangsa Indonesia. Sebagai calon penerus bangsa menjadi kewajiban bagi kaum muda untuk dapat berpolitik dengan benar. Memahami hakikat sebagai politikus yang baik, tidak hanya mengejar kekuasaan semata.  Sejarah mencatat, kaum muda lah yang dapat melaksanakan perubahan bangsa. Negara Indonesia merdeka karena kaum muda pada waktu itu memiliki semangat juang yang tinggi dan sangat kritis. Mereka mendesak golongan tua untuk segera melaksanakan proklamasi kemerdekaan.

 Pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah kepada Sekutu. Tentara dan Angkatan Laut Jepang masih berkuasa di Indonesia karena Jepang telah berjanji akan mengembalikan kekuasaan di Indonesia ke tangan Sekutu. Sutan Sjahrir, Wikana, Darwis, dan Chaerul Saleh mendengar kabar ini melalui radio BBC. Setelah mendengar desas-desus Jepang bakal bertekuk lutut, golongan muda mendesak golongan tua untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Namun golongan tua tidak ingin terburu-buru. Mereka tidak menginginkan terjadinya pertumpahan darah pada saat proklamasi. Konsultasi pun dilakukan dalam bentuk rapat PPKI. Golongan muda tidak menyetujui rapat itu, mengingat PPKI adalah sebuah badan yang dibentuk oleh Jepang. Mereka menginginkan kemerdekaan atas usaha bangsa kita sendiri, bukan pemberian Jepang (Wikipedia).

Berdasarkan hal tersebut menunjukkan bahwa kaum muda menjadi ujung tombak dalam melaksanakan perubahan bangsa. Kaum muda yang kritis dan idealis berani untuk mengungkapkan pendapat. Mahasiswa sebagai kaum muda intelektual berperan strategis dalam melakukan perubahan. Mahasiswa menjadi perantara antara pemerintah dengan rakyat Ini pun terjadi ketika bangsa Indonesia mengalami kejenuhan dalam dunia perpolitikan pada era orde baru. Indonesia mengalami kejenuhan akibat terlalu lamanya seseorang menjadi presiden. Mahasiswa melaksanakan aksi besar-besaran menuntut agar Soeharto mundur sebagai presiden Indonesia. Mahasiswa rela berkorban mempertaruhkan nyawa  menghadapi tentara agar Soeharto mundur dari jabatan presiden. Saat itu pergerakan mahasiswa didukung oleh masyarakat. Indonesia. Ekonomi dan politik dalam kondisi titik nadir terendah. Akhirnya dengan pertimbangan yang matang, beliau menyatakan resmi mundur sebagai presiden Indonesia. Mahasiswa berhasil menggulingkan kekuasaan Soeharto yang identik dengan penguasa otoriter. Berakhirnya Soeharto berakhir pula masa orde baru. Masyarakat menerima fakta tersebut dan mengharapkan semoga kehidupan ekonomi dan politik Indonesia dapat menjadi lebih baik.

. Menyadari pentingnya pengetahuan dan pemahaman politik, kaum muda harus lebih peduli terhadap perpolitikan Indonesia dengan tidak bersikap apatis. Kaum muda seharusnya berani untuk duduk di Pemerintahan menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat. Bila kaum muda sudah tidak peduli terhadap masalah politik, lalu siapakah yang kelak memimpin bangsa Indonesia. Soekarno pernah menyatakan “Beri aku seribu orang, dan dengan mereka aku akan menggerakkan Gunung Semeru! Beri aku sepuluh pemuda yang membara cintanya kepada tanah air, dan aku akan mengguncang dunia!” Soekarno menyadari bahwa semangat kaum muda yang kelak melakukan perubahan menuju bangsa yang lebih baik.

Melihat realita sekarang, sulit melihat kaum muda (mahasiswa) peduli akan perpolitikan. Selain mahasiswa yang mengambil jurusan politik tentunya, mereka umumnya tidak peduli dengan kondisi politik sekarang. Mahasiswa umumnya lebih asik dengan dunia remaja, pergaulan bebas, hura-hura, dan sebagainya. Hanya sedikit mahasiswa yang benar-benar peduli dan berpikir kritis mengenai politik. Padahal politik adalah sesuatu yang vital menjadi landasan arah berbagai kebijakan bangsa. Keputusan perundang-undangan dari hasil politik sangat mempengaruhi bidang ekonomi, hukum, sosial, budaya,keamanan dan ketahanan negara.

Kaum muda (mahasiswa) seharusnya memiliki rasa keingintahuan kondisi politik Indonesia saat ini. Dengan mahasiswa menyadari pentingnya politik, mereka akan berusaha mengkritisi perpolitikan yang terjadi. Mahasiswa yang hendak berunjuk rasa, seharusnya sadar akan yang mereka inti dari perjuangan ketika berunjuk rasa. Banyak hal yang dapat dilakukan oleh kaum muda (mahasiswa), seperti turut serta dalam pemilih ketika pemilihan umum, tidak terhasut politik uang yang dilakukan sejumlah partai politik, dan berani menentukan pilihan serta menjadi pemain langsung dalam perpolitikan.

Salah satu solusi nyata adalah memberikan pendidikan politik kepada anak-anak muda ketika duduk di bangku sekolah. Dengan pengetahuan dan pemahaman yang baik maka kaum muda mengerti betapa pentingnya politik untuk dipelajari. Setelah itu dilaksanakan secara maksimal, kelak banyak pemuda yang tertarik untuk terjun ke dunia politik. Dalam pemberian pendidikan politik harus diimbangi dengan pendidikan mental dan akhlak yang kuat, karena perilaku baik dapat berubah menjadi tercela ketika sudah duduk di pemerintahan, ini dapat terjadi akibat sistem politik itu sendiri dan godaan yang kuat untuk berbuat  tidak benar seperti korupsi kolusi dan nepotisme.

Setelah itu harus ada program kelanjutan dari Pemerintah ketika kaum muda memasuki dunia kampus. Pemerintah harus serius menangani hal ini, karena pemerintah memiliki hak dan wewenang dalam mengatur kurikulum pendidikan.  Menyadari pentingnya pengetahuan dan pemahaman politik, mahasiswa harus lebih peduli terhadap perpolitikan yang terjadi Indonesia. Kaum muda seharusnya berani untuk bercita-cita menjadi wakil rakyat. Bila kaum muda sudah tidak peduli terhadap masalah politik, lalu siapakah yang kelak memimpin bangsa Indonesia.

Pemimpin berpendapat bahwa permasalahan bangsa adalah masalah politik, ekonomi dan hukum sehingga penyelesaian melalui jalur ini dilaksanakan dengan berbagai cara, termasuk sejumlah improvisasi yang terkadang mengejutkan seperti bantuan langsung tunai. Sebenarnya bukan masalah politik, ekonomi dan hukum yang menjadi permasalahan, walaupun yang tampak seperti demikian. Permasalahan bangsa, intinya adalah masalah budaya atau kebudayaan. Bangsa ini telah kehilangan hal yang sangat mendasar, yaitu nilai-nilai karakter sebagai bangsa pejuang dan penggagas. Selama puluhan tahun di jaman orde baru Indonesia menjadi bangsa penikmat dan diarahkan untuk hidup dalam budaya hedonis. Tidak ada ruang untuk berkreativitas, ini dibuktikan dengan dibelenggunya kebebasan pers dalam menyampaikan berita. Rakyat sangat patuh terhadap penguasa, sehingga setiap keputusan harus selalu menunggu dan meminta dahulu petunjuk bapak presiden. Rakyat menjadi kumpulan manusia tanpa kekuatan dan kehilangan budaya. Namun perilaku korup menjadi budaya bagi segilintir orang, yaitu para elite penguasa negeri.

            Terkait permasalahan ekonomi, hukum dan politik, hal terpenting solusi untuk permasalahan bangsa adalah budaya. Hal vital yang harus dibenahi oleh bangsa ini adalah kebudayaan dalam kehidupan sehari-hari. Ketika permasalahan bangsa secara ekonomi, politik, hukum tidak dapat diselesaikan dengan keilmuan itu sendiri, kebudayaan lah yang akan menjawab permasalahan tersebut. Budaya jangan dipandang hanya sebagai ritual, kesenian dari budaya itu sendiri. Budaya merupakan kebiasan hidup manusia dalam kehidupan sehari-hari. Budaya disiplin, jujur, berani membela kebenaran dsb. adalah budaya yang menjadi ciri khas dan selanjutnya menjadi kebudayaan.

            Budaya pada intinya adalah kebiasaan diri agar terbentuk karakter yang tangguh dalam hal apapun. Contoh berikut dalam bidang ekonomi, sosial dan hukum. Dalam bidang ekonomi seperti orang tua sejak kecil membiasakan anak-anaknya  untuk hidup hemat dalam mengelola uang, tidak boros. Kaum muda diberikan pemahaman betapa penting untuk saling mengasihi antar sesama, dibiasakan untuk bersimpati dan bersosialisasi di lingkungan masyarakat. Dalam hukum, kaum muda dibiasakan untuk berbuat jujur dan berani mengakui kesalahan. Akhlak kaum muda dibentuk agar tidak mencontek ketika ujian, bukan karena takut oleh pengawas tetapi sadar akan kehendak pribadi, diberikan pemahaman bahwa hasil yang diperoleh selalu berbanding lurus dengan proses, maka dari itu proses (perjuangan) harus ditekankan agar kaum muda tidak berpikiran instan untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan. Mencontek, tidak mau menjalankan proses dengan benar adalah bibit-bibit korupsi yang dapat tumbuh dalam setiap individu. Intinya, nilai-nilai positif dalam kehidupan harus ditanamkan dalam pribadi kaum muda sebagai generasi penerus bangsa. Kaum muda harus dapat mengendalikan diri bila menjadi wakil rakyat yang mengabdi kepada bangsa Indonesia. Masa depan bangsa Indonesia ada di kaum muda sebagai generasi penerus bangsa. Diperlukan manusia- manusia yang berjiwa tangguh, terbaik dari segi pengetahuan dan pemahaman permasalahan bangsa, berkomitmen besar untuk melakukan perubahan, dan berakhlak baik  agar prilaku mereka menjadi contoh masyarakat.

Generasi muda penerus bangsa harus membudayakan kebiasan baik tersebut, hidup jujur, disiplin, dan memiliki tekad yang kuat untuk mengubah bangsa yang dimulai dari diri masing-masing. Bila setiap orang dapat mengendalikan ego sendiri, lalu beranjak dapat mengendalikan keluarga, kemudian di lingkungan masyarakat lalu ke skala yang lebih luas yaitu negara Indonesia, mudah-mudahan bukan kepentingan kelompok atau golongan yang diperjuangkan oleh para wakil rakyat kelak. Melainkan para wakil rakyat memperjuangkan Indonesia bebas dari keterpurukan, pengangguran, kemiskinan dan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, sehingga tercipta kemerdakaan yang sejati. Oleh karena itu peranan kaum muda dalam berpolitik menjadi sangat penting, mengingat generasi penerus bangsa adalah kaum muda, yang harus memahami permasalahan bangsa dan berani menekuni dunia politik dengan budaya hidup yang baik dimiliki dari kebiasaan hidup sehari-hari, semoga.

No comments:

Post a Comment

Ayo dong komentar, terima kasih