Friday, November 23, 2012

Peranan Kaum Wanita dalam Menjaga Kelestarian Bumi



Kelestarian bumi merupakan kelestarian kehidupan makhluk hidup (manusia, hewan, tumbuhan), benda mati dan alam yang terjaga dengan baik. Ini dikarenakan bumi sebagai tempat manusia, hewan dan tumbuhan hidup berhubungan secara harmonis  bersama alam. Kelestarian bumi berarti menjadikan bumi tetap pada keadaan semula, seimbang dan tidak mengalami kerusakan yang disebabkan pencemaran oleh makhluk hidup terutama manusia. Kondisi bumi yang seimbang menjadikan keadaan alam di bumi tersebut terus terjaga dari kondisi bencana alam secara berkelanjutan, karena pada dasarnya keseimbangan terjadi secara alami di alam bila manusia bersikap sewajarnya.


            Bencana alam yang banyak terjadi di muka bumi beberapa tahun dekade ini seperti banjir bandang, kebakaran hutan, dan tanah longsor adalah indikator ketidakseimbangan alam. Manusia memanfaatkan potensi alam yang ada untuk memenuhi kehidupannya, tetapi tidak menetralkan atas tindakannya. Menebang pohon dalam jumlah besar  untuk bahan baku kertas, bahan bangunan dan produk hasil kayu lainnya, tetapi tidak melakukan penanaman kembali dengan jumlah yang sama. Demi keuntungan semata, manusia tidak ragu untuk  mengganti lahan gambut serta membabat habis hutan secara luas untuk digantikan dengan tanaman kelapa sawit. Hutan yang berfungsi sebagai paru-paru dunia dan penyeimbang ekosistem kehidupan, tergantikan oleh tanaman kelapa sawit yang hanya menguntungkan pihak-pihak tertentu saja. Tentu hal ini sangat mempengaruhi lingkungan bumi kita. Banjir dan tanah longsor yang terjadi pun akibat ketidakseimbangan yang terjadi. Bila hujan besar turun, limpasan air yang tidak terserap dengan baik oleh hutan akan terakumulasi secara besar  sehingga menyebabkan banjir. Selain itu, banjir sangat didukung untuk terjadi dengan saluran air yang buruk akibat tersumbat (mampat) oleh banyaknya sampah yang dibuang masyarakat secara liar.

            Isu  lingkungan yang membumi untuk saat ini ialah perubahan iklim. Hal ini pun terjadi akibat ketidakseimbangan alam. Menurut pendapat seorang pakar iklim IPB, Prof. Dr. Ir. D. Murdiyarso yang dituliskan dalam Diposaptono (2009), perubahan iklim merupakan perubahan unsur-unsur iklim dalam jangka waktu panjang (50-100 tahun) yang dipengaruhi oleh kegiatan manusia menghasilkan emisi gas rumah kaca. Hal paling nyata dari perubahan iklim adalah pemanasan global. Pemanasan global adalah pertambahan rata-rata suhu permukaan bumi dan lautan yang tercatat dibandingkan dengan abad-abad sebelumnya (Tauli-Corpuz dkk.,2009). Pilihan yang dapat dilakukan manusia untuk menyikapi hal ini adalah mencari solusi yang tepat untuk menghentikan pemanasan global atau berusaha untuk meminimalkan efek yang ditimbulkan dari pemanasan global.

            Bila menengok sejarah silam, terdapat seorang wanita yang dapat menjadi acuan untuk mengatasi masalah pemanasan global. Tokoh tersebut bernama Raden Adjeng Kartini atau yang dikenal masyarakat luas dengan panggilan Kartini. Kartini adalah seorang pahlawan wanita dari kalangan priyayi atau kelas bangsawan Jawa. Kartini merupakan potret pejuang gerakan emansipasi sejati.  Perjuangan Kartini dapat sebagai penyemangat untuk generasi saat ini. Beliau tetap gigih dan memiliki semangat yang tinggi untuk mencapai tujuannya. Beliau berkehendak  menjadikan kaum wanita memiliki kesetaraan dalam hak memperoleh pendidikan. Dahulu kala, wanita hanya sibuk mengurusi rumah tangga. Mereka terkungkung untuk mengungkapkan pemikirannya dikarenakan pengkondisian yang dilakukan oleh kaum penjajah. Kartini tidak hanya diam melihat fenomena yang terjadi. Meskipun teknologi informasi belum banyak seperti sekarang ini, ia memanfaatkan fasilitas yang ada. Hanya berupa buku, majalah, kertas dan alat tulis yang ada saat itu, beliau memaksimalkan nya menjadi suatu fasilitas untuk berhubungan dengan dunia luar (Eropa) melalui surat-menyurat agar  mendapatkan informasi dan ilmu pengetahuan.  Semangat seperti inilah yang harus di teruskan oleh generasi zaman sekarang,  tidak terkecuali wanita. Semangat yang terus membara walau dalam kondisi keterbatasan, tetapi dapat terus berkreasi umtuk memperjuangkan hal yang terasa janggal di lingkungan sekitar.

            Bila dikaitkan dengan perjuangan yang dilakukan Kartini, Banyak hal yang dapat dilakukan oleh kaum wanita jaman sekarang untuk menjaga kelestarian bumi. Wanita memiliki peran strategis di dalam sebuah keluarga. Oleh karena itu dapat dimulai dari hal-hal yang ringan tampaknya namun kadang-kadang sering terabaikan,  seperti membuang sampah rumah tangga sesuai dengan tempatnya, selalu mengingatkan keluarga membuang sampah pada tempatnya, menanam pohon di pekarangan rumah, mengingatkan keluarga untuk berhemat menggunakan listrik dan lainnya. Bila hal ini sudah menjadi tradisi setiap keluarga di seluruh dunia, tentu dapat mengurangi pemanasan global yang sedang terjadi.

            Selain itu, contoh tindakan nyata yang dapat dilakukan oleh wanita adalah menggunakan produk daur ulang. Bumi ini setiap harinya menampung jumlah sampah yang semakin banyak dan menggunung. Ini akibat dari konsumenisme para makhluk bumi. Semakin banyak jumlah manusia, semakin banyak sampah yang dihasilkan oleh manusia. Namun ini tidak diimbangi dengan penyelesaian pengolahan limbah sampah tersebut. Jaman semakin maju, sampah yang diproduksi manusia pun semakin berbahaya. Sebelum terdapat teknologi yang canggih, sampah berkisar pada sampah alami (daun-daunan). Sampah-sampah tersebut tidak berbahaya karena masih dapat di daur ulang. Sekarang, sampah semakin beragam jenis, seiring dengan perkembangan pemikiran manusia ( stereofoam, plastik, limbah kimia, dan lainnya). Tentu sampah ini sangat berbahaya, karena secara alamiah sulit untuk mengurai. Awalnya sebelum berbentuk sampah, produk ini memang sangat berguna untuk manusia karena bersifat praktis. Namun ketika sudah tidak digunakan dan menjadi sampah, ini dapat  membahayakan kesehatan manusia dan mengancam kerusakan bumi.

            Contoh yang saya ceritakan ialah Ibu Mila, bertempat tinggal di Bogor. Beliau memproduksi produk yang berasal dari limbah plastik di lingkungan sekitar tempat tinggalnya. Produk yang dihasilkan beraneka ragam, seperti tas jinjing untuk kaum wanita berbelanja, tas backpack untuk siswa-siswi bersekolah, wadah penampung cucian, tempat pensil, serta produk lainnya yang bermanfaat sehari-hari. Ibu Mila memiliki dua orang sebagai pegawainya untuk membantu proses produksi. Produk yang dihasilkan dipasarkan dengan harga yang relatif murah agar dapat di konsumsi oleh seluruh kalangan masyarakat. Bila dilihat dari segi pendidikan, tentu kegiatan ini memiliki pesan, ternyata limbah plastik dapat dimanfaatkan untuk menjadi produk yang berguna sehari-hari.

            Awalnya pada tahun 2008,  Ibu Mila mendapatkan pelatihan dari Pemerintah setempat mengenai  pemanfaatan sampah. Pada kesempatan tersebut masyarakat diberikan penjelasan perihal sampah yang dihasilkan rumah tangga, ternyata dapat dijadikan produk yang bermanfaat. Bahkan dapat dikembangkan menjadi sebuah industri skala rumah tangga bila ditekuni secara serius. Setelah pelatihan selesai, Ibu Mila merasa tertarik untuk mengetahui lebih lanjut mengolah sampah menjadi produk yang bermanfaat. Ibu Mila merasa terketuk hatinya untuk mendalami proses membuat produk yang bermanfaat dari limbah plastik. Semangat yang tinggi serta niat untuk menjalankan misi tersebut, akhirnya Ibu Mila menekuni kegiatan ini. Hasilnya sampah yang seharusnya menjadi limbah yang membahayakan, dapat dimanfaatkan untuk menjadi produk yang bermanfaat.

            Kegiatan mendaur ulang produk limbah plastik menjadi produk yang bermanfaat adalah solusi nyata untuk mengurangi limbah plastik yang dihasilkan. Berkurangnya limbah berarti mengurangi jumlah pencemar yang terdapat di bumi. Dengan berkurangnya pencemar berarti menjaga agar bumi tetap lestari. Jika hal ini dapat diterapkan oleh wanita di lingkungan sekitar wilayah tinggalnya di seluruh dunia, berarti kaum wanita memiliki peran penting untuk menjaga kelestarian bumi.
Semoga. 

No comments:

Post a Comment

Ayo dong komentar, terima kasih