Friday, November 23, 2012

Wakil Rakyat Sebagai Biopori yang Menyejukkan Kehidupan



Mahasiswa Harus Menghidupkan Diskusi & Menjadi Biopori
…..Wakil rakyat seharusnya merakyat
Jangan tidur waktu sidang soal rakyat
Wakil rakyat bukan paduan suara
Hanya tahu nyanyian lagu “setuju”….

            Lirik lagu tersebut masih relevan dengan kondisi perpolitikan di Indonesia saat ini. Entah apa yang terjadi, sejak lagu Iwan Fals tersebut tercipta dan didengungkan, belum ada perubahan yang berarti di tubuh DPR.


            Kita dapat dengan mudah mendapatkan informasi bahwa wakil rakyat banyak yang menyimpang dari peran awal. Beberapa koruptor belakangan ini muncul dari partai politik yang duduk menjadi anggota legislatif, seperti tokoh dari partai demokrat  yang menjadi pemenang pemilu 2009. Salah satu anggota yang bernama Amrun Daulay mantan anggota komisi II DPR telah divonis 1,5 tahun penjara oleh Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor).


            Hal ini menandakan wakil rakyat belum menjadi contoh teladan yang baik. Jangankan untuk memenuhi janji yang telah diucapkan kala pemilu, untuk menjadi contoh yang baik saja sepertinya sulit. Memang tidak dapat digeneralkan untuk seluruh anggota DPR, namun karena nila setitik, rusak susu sebelanga. Seharusnya setiap orang yang duduk di kursi DPR bisa menjaga dan menunaikan amanah yang telah diberikan oleh rakyat, bukan mengutamakan kepentingan partai dan pribadi, namun demi kesejahteraan rakyat Indonesia.

            Berbicara peran dan fungsi wakil rakyat, saya mengibaratkan mereka sebagai biopori. Biopori merupakan alat yang diciptakan untuk melubangi tanah agar air yang berada di atas permukaan dapat masuk ke dalam tanah. Kita dapat saksikan ketika musim hujan tiba, saluran air yang tersumbat oleh sampah sehingga air meluap ke permukaan jalan. Terlebih banyak permukaan tanah yang sudah diaspal, hal inilah yang menyebabkan banjir kerap kali terjadi.

            Bila ditelisik lebih dalam, biopori bukan hanya sekedar mengisi tanah dengan air. Biopori mampu menjadikan tanah gembur.  Air yang masuk ke dalam tanah mengisi rongga-rongga yang ada di tanah. Setelah itu lubang dimasukkan daun-daun rontok, maka akan terjadi pembusukan yang memberikan makan cacing. Cacing akan menggemburkan tanah sehingga memberikan penghidupan untuk dunia yang berada di bawah tanah. Ini berarti biopori memberikan penghidupan untuk dunia yang berada di bawah tanah sehingga makhluk yang berada di atas tanah dapat hidup subur.

            Pernahkah Anda melintasi jalan dengan kondisi jalan ada yang timbul membentuk gumpalan di permukaan? Bila diperhatikan di sekitar jalan tersebut, terdapat pohon besar. Akar pohon besar ini yang menjadikan tanah menggembul karena tidak ada ruang untuk akar menjalar. Biopori yang telah menggemburkan tanah mampu memberi ruang untuk akar terus tumbuh hingga batas usianya dengan tidak merusak jalan.

            Wakil rakyat dapat belajar bagaimana seharusnya berperan dan berfungsi dalam tatanan kehidupan masyarakat dengan memahami nilai-nilai dari biopori. Wakil rakyat menjadi biopori yang dapat menciptakan lubang pada ruang kehidupan agar air yang diibaratkan sebagai amanah dapat masuk ke dalam tanah. Oleh karena itu cacing yang diibaratkan sebagai institusi mendapatkan dukungan dari masyarakat sehingga terjadi hubungan secara timbal balik.

            Individu diibaratkan seperti pohon yang harus diberikan ruang hidup agar tidak merusak jalan hidup bangsa Indonesia. Daun yang rontok sebagai aspirasi manusia harus dimasukkan ke dalam tanah agar terserap oleh cacing. Maka siklus kehidupan akan normal dengan daun tidak mencemarkan lingkungan. Bila cacing dapat bergerak bebas maka menggemburkan tanah sehingga akar dapat tumbuh dengan leluasa dan air amanah akan menyejukkan tanah.

            Inilah peran dan fungsi wakil rakyat, mereka harus menjadi biopori yang mampu menyalurkan aspirasi dan memberikan umpan cacing. Semoga wakil rakyat mampu menjadi biopori yang mensejahterakan kehidupan. Kita seluruh rakyat Indonesia berharap agar lagu Iwan Fals tentang wakil rakyat sudah tidak relevan. Semoga.

No comments:

Post a Comment

Ayo dong komentar, terima kasih