Survey
Lapangan Desa Cikarawang, Dramaga Bogor
Ayo ikut ‘Belajar
sambil Jalan-Jalan dan Berkemah di Desa Cikarawang-Desa Lingkar Kampus IPB’
Survey kali ini menyimpulkan,
kami akan berkegiatan di Desa Cikarawang Sabtu Minggu 17 dan 18 Mei 2014.
Siapkan alat tulis, kamera, seperangkat alat berkemah, bahan masakan yang
enak-enak dan kaki kalian!. Kita akan bersenang-senang kawan… jalan-jalan
mengelilingi desa, foto-foto, ngobrol dengan masyarakat, isi kuisioner,
wawancara mendalam, dan buat kerangka tulisan. Lalu mengolah data dan
diinterpretasikan. Hasilnya adalah catatan kajian lapangan sosial ekonomi
budaya desa Cikarawang dan cerita berupa penulisan popular yang bisa di akses
di www.lawalataipb.org . Tema besar mengenai
Air. Bagi yang tertarik mau ikut, Ayo bergabung (dengan menghubungi dahulu saya).
Prolog
Cerita ini diawali dengan
kebutuhan teman-teman ekspedisi Sangkulirang 2014 praktik kajian Sosial Ekonomi
Budaya (Sosekbud). Materi berupa sharing
sudah kami lakukan Senin 12 Mei pkl 19.30-24.00 WIB di Sekretariat Lawalata
IPB.
Awalnya, bingung menentukan lokasi. Desa Ciwaluh terletak di Lido Bogor sudah pernah, tengah maret kemarin kami berkegiatan di sana (cerita akan ada di www.lawalataipb.org), sedangkan di Baduy terlalu jauh aksesnya karena waktu terbatas hanya 2 hari (lama waktu di perjalanan). Sempat survey oleh Tihang alias Gustav di daerah Cimahpar, Sentul, Bogor (Curug Bidadari), namun akses cukup jauh dan kawatir menyulitkan karena teman-teman diploma baru bisa menyusul Sabtu 17 Mei pkl 19.00 (setelah selesai kuliah).
Rabu, 15 Mei 2014, aku memutuskan
untuk melakukan survey kedua di desa lingkar kampus IPB. Aku berpikir, sepertinya
akan ada banyak hal menarik di desa dekat kami tinggal. Berusaha mengajak kawan
agar tidak sendirian, pkl 15.00 aku dan
suko menggunakan motor mengitari desa Cikarawang.
Suko berfoto di Situ Panjang, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Bogor |
Tujuan pertama kami yaitu Danau
bernama Situ Burung. Banyak pemancing terlihat, namun kami belum berhenti di
danau, perjalanan dilanjutkan ke kantor Desa. Sesekali berhenti untuk bertanya
lokasi kantor desa. Sesampainya di kantor desa, seperti dugaan saya, kantor
sudah tutup. Langsung saja saya tanya siapa dan dimana alamat rumah bapak Desa?
Bapak Guru olahraga memberitahu saya Pak Sapturi kepala desa, rumahnya di dekat
danau Situ Burung. Oke, kami berbalik arah menuju danau.
Sepanjang jalan saya melihat
kiri-kanan memperhatikan kondisi sekitar. Ada Bangunan dengan sekitarnya
tanaman Jambu Kristal, ada salah satu rumah terpampang bacaan Gabungan kelompok
tani (Gapoktan) dan terdapat plang di salah satu pertigaan simpang menuju danau
… TOGA (Tanaman Obat Keluarga)…
Kami mampir di warung tepi danau
terletak sebelah kiri jalan. Kami mencicip gorengan yang tersaji. Alamak ada
goreng tepung oncom, aku cicip dan enak sekali makanan ini. Sambil bercakap
dengan Ibu pemilik warung “Bu permisi, rumah Bapak Kepala Desa di mana ya Bu?”
tanyaku. “Oh ini, lurus terus ke sana nanti belok kiri naik ke atas” terang Ibu
sambil menunjuk jalan di depan warung.
Percakapan berlanjut, kami
mengutarakan rencana kami untuk berkemah di sekitar Situ Burung. Langsung Ibu
menawarkan warungnya. Aku berpikir boleh juga nih seandainya malam nanti hujan
besar. Namun kami masih mengutamakan lokasi alam terbuka di sekitar danau untuk
berkemah.
Lanjut ke rumah pak Kepala Desa.
Beruntung Pak Sapturi berada di rumah. Kami memperkenalkan diri dan maksud
kunjungan kami. Pak Sapturi mengatakan sering mahasiswa mengunjungi desa
Cikarawang. Dalam waktu dekat IAAS berkegiatan menanam pohon dan sekitar 250
orang dari Bina Cinta Alam akan berkegiatan di Desa.
Singkat cerita, Pak Sapturi
mengijinkan kami berkegiatan di Desa Cikarawang. Setelah menyampaikan beberapa topik
mengenai fokus kajian, akhirnya kami sepakat AIR. Mengapa Air? Pak Sapturi
mengatakan terdapat lebih 10 mata air di Desa Cikarawang yang tidak surut walau
musim hujan. “Dalam istilah sunda ini disebut ‘miis, menggali info pertanian
sudah banyak yang melakukan, tetapi kalau air belum pernah ada… Ini di bawah
turunan ada satu mata air, kalau dihitung sepuluh mah ada mata air di Desa
Cikarawang” terang Pak Sapturi.
Lanjut kami menanyakan tentang danau
Situ Burung. Pak Sapturi menyampaikan informasi “Aliran air dari Situ Gede
menuju Situ Panjang, lalu ke Situ Burung dan dialirkan ke sawah-sawah
sekitarnya.” Saya terkejut dan baru tahu, ternyata ada satu situ selain situ
Gede dan situ Burung yaitu Situ Panjang. Kami juga mohon ijin meminta profil desa Cikarawang untuk
memperkaya bahan kajian. “Silakan nanti bisa di foto kopi… datang ke kantor
desa hari Jumat, tidak perlu bawa surat, bilang saja kalian sudah bertemu
Kepala Desa.” Ujar pak Sapturi.
Pamit dari rumah Pak Sapturi, kami bergegas menuju
Situ Panjang. Hujan yang seketika turun mengguyur, tidak menyurutkan kami untuk
melihat langsung seperti apa Situ Panjang. Berjalan kaki sekitar 300 meter dari
rumah terakhir, akhirnya kami sampai. Sekeliling situ Panjang adalah sawah-sawah.
“Mantab, sejuk indah sekali pemandangan disini…” Ungkapku tidak percaya ada
tempat seperti ini di sekitar kampus.
Setelah ambil foto, kami kembali
menuju sekretariat (sampai sekret pukul 17.15). Walau basah kuyup, saya merasa
senang karena mendapatkan info menarik bahwa di daerah sekitar kita tinggal ada
tempat menarik yang bisa kita berkegiatan menghasilkan sesuatu cerita yang
mudah-mudahan akan menginspirasi banyak orang.
No comments:
Post a Comment
Ayo dong komentar, terima kasih