Thursday, May 15, 2014

Survey Lapangan Desa Cikarawang, Dramaga Bogor

Ayo ikut ‘Belajar sambil Jalan-Jalan dan Berkemah di Desa Cikarawang-Desa Lingkar Kampus IPB’

Survey kali ini menyimpulkan, kami akan berkegiatan di Desa Cikarawang Sabtu Minggu 17 dan 18 Mei 2014. Siapkan alat tulis, kamera, seperangkat alat berkemah, bahan masakan yang enak-enak dan kaki kalian!. Kita akan bersenang-senang kawan… jalan-jalan mengelilingi desa, foto-foto, ngobrol dengan masyarakat, isi kuisioner, wawancara mendalam, dan buat kerangka tulisan. Lalu mengolah data dan diinterpretasikan. Hasilnya adalah catatan kajian lapangan sosial ekonomi budaya desa Cikarawang dan cerita berupa penulisan popular yang bisa di akses di www.lawalataipb.org . Tema besar mengenai Air. Bagi yang tertarik mau ikut, Ayo bergabung (dengan menghubungi dahulu saya).

Prolog
Cerita ini diawali dengan kebutuhan teman-teman ekspedisi Sangkulirang 2014 praktik kajian Sosial Ekonomi Budaya (Sosekbud). Materi berupa sharing sudah kami lakukan Senin 12 Mei pkl 19.30-24.00 WIB di Sekretariat Lawalata IPB.


Awalnya, bingung menentukan lokasi. Desa Ciwaluh terletak di Lido Bogor sudah pernah, tengah maret kemarin kami berkegiatan di sana (cerita akan ada di www.lawalataipb.org), sedangkan di Baduy terlalu jauh aksesnya karena waktu terbatas hanya 2 hari (lama waktu di perjalanan). Sempat survey oleh Tihang alias Gustav di daerah Cimahpar, Sentul,  Bogor (Curug Bidadari), namun akses cukup jauh dan kawatir menyulitkan karena teman-teman diploma baru bisa menyusul Sabtu 17 Mei pkl 19.00 (setelah selesai kuliah).

Rabu, 15 Mei 2014, aku memutuskan untuk melakukan survey kedua di desa lingkar kampus IPB. Aku berpikir, sepertinya akan ada banyak hal menarik di desa dekat kami tinggal. Berusaha mengajak kawan agar tidak sendirian, pkl 15.00  aku dan suko menggunakan motor mengitari desa Cikarawang.

Suko berfoto di Situ Panjang, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Bogor
Tujuan pertama kami yaitu Danau bernama Situ Burung. Banyak pemancing terlihat, namun kami belum berhenti di danau, perjalanan dilanjutkan ke kantor Desa. Sesekali berhenti untuk bertanya lokasi kantor desa. Sesampainya di kantor desa, seperti dugaan saya, kantor sudah tutup. Langsung saja saya tanya siapa dan dimana alamat rumah bapak Desa? Bapak Guru olahraga memberitahu saya Pak Sapturi kepala desa, rumahnya di dekat danau Situ Burung. Oke, kami berbalik arah menuju danau.

Sepanjang jalan saya melihat kiri-kanan memperhatikan kondisi sekitar. Ada Bangunan dengan sekitarnya tanaman Jambu Kristal, ada salah satu rumah terpampang bacaan Gabungan kelompok tani (Gapoktan) dan terdapat plang di salah satu pertigaan simpang menuju danau … TOGA (Tanaman Obat Keluarga)…

Kami mampir di warung tepi danau terletak sebelah kiri jalan. Kami mencicip gorengan yang tersaji. Alamak ada goreng tepung oncom, aku cicip dan enak sekali makanan ini. Sambil bercakap dengan Ibu pemilik warung “Bu permisi, rumah Bapak Kepala Desa di mana ya Bu?” tanyaku. “Oh ini, lurus terus ke sana nanti belok kiri naik ke atas” terang Ibu sambil menunjuk jalan di depan warung.

Percakapan berlanjut, kami mengutarakan rencana kami untuk berkemah di sekitar Situ Burung. Langsung Ibu menawarkan warungnya. Aku berpikir boleh juga nih seandainya malam nanti hujan besar. Namun kami masih mengutamakan lokasi alam terbuka di sekitar danau untuk berkemah.

Lanjut ke rumah pak Kepala Desa. Beruntung Pak Sapturi berada di rumah. Kami memperkenalkan diri dan maksud kunjungan kami. Pak Sapturi mengatakan sering mahasiswa mengunjungi desa Cikarawang. Dalam waktu dekat IAAS berkegiatan menanam pohon dan sekitar 250 orang dari Bina Cinta Alam akan berkegiatan di Desa.

Singkat cerita, Pak Sapturi mengijinkan kami berkegiatan di Desa Cikarawang. Setelah menyampaikan beberapa topik mengenai fokus kajian, akhirnya kami sepakat AIR. Mengapa Air? Pak Sapturi mengatakan terdapat lebih 10 mata air di Desa Cikarawang yang tidak surut walau musim hujan. “Dalam istilah sunda ini disebut ‘miis, menggali info pertanian sudah banyak yang melakukan, tetapi kalau air belum pernah ada… Ini di bawah turunan ada satu mata air, kalau dihitung sepuluh mah ada mata air di Desa Cikarawang” terang Pak Sapturi.

Lanjut kami menanyakan tentang danau Situ Burung. Pak Sapturi menyampaikan informasi “Aliran air dari Situ Gede menuju Situ Panjang, lalu ke Situ Burung dan dialirkan ke sawah-sawah sekitarnya.” Saya terkejut dan baru tahu, ternyata ada satu situ selain situ Gede dan situ Burung yaitu Situ Panjang. Kami juga mohon ijin meminta profil desa Cikarawang untuk memperkaya bahan kajian. “Silakan nanti bisa di foto kopi… datang ke kantor desa hari Jumat, tidak perlu bawa surat, bilang saja kalian sudah bertemu Kepala Desa.” Ujar pak Sapturi.

 Pamit dari rumah Pak Sapturi, kami bergegas menuju Situ Panjang. Hujan yang seketika turun mengguyur, tidak menyurutkan kami untuk melihat langsung seperti apa Situ Panjang. Berjalan kaki sekitar 300 meter dari rumah terakhir, akhirnya kami sampai. Sekeliling situ Panjang adalah sawah-sawah. “Mantab, sejuk indah sekali pemandangan disini…” Ungkapku tidak percaya ada tempat seperti ini di sekitar kampus.

Setelah ambil foto, kami kembali menuju sekretariat (sampai sekret pukul 17.15). Walau basah kuyup, saya merasa senang karena mendapatkan info menarik bahwa di daerah sekitar kita tinggal ada tempat menarik yang bisa kita berkegiatan menghasilkan sesuatu cerita yang mudah-mudahan akan menginspirasi banyak orang.



No comments:

Post a Comment

Ayo dong komentar, terima kasih